Kamis, 05 September 2013

58 Ormas Jawa Timur Bersatu Menolak Miss World




Surabaya (SI Online) - Sebanyak 58 elemen Masyarakat Peduli Perbaikan Akhlak Bangsa di Jawa Timur hari Rabu (04/09/2013) menolak keras diselenggarakannya kontes Miss World 2013.

Elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu JawaTimur (GUIB Jatim)  ini  menilai, ajang kontes kecantikan tersebut sudah meresahkan masyarakat Indonesia.

Menurutnya, kontes ini merupakan proyek imperialis medan kapitalisme berbalut kontestasi, eksploitasi terhadap perempuan dengan menggunakan mesin-mesin kapitalis yang hanya menguntungkan segelintir orang tapi berdampak sistemik.

Aksi menolak acara Miss World  dilaksanakan di depan Kantor Grahadi Surabaya. Aksi yang dilakukan pukul  13.00 WIB dihadiri ratusan orang perwakilan dari 58 Ormas Islam dari Jawa Timur.

Dalam aksinya, GUIB menyampaikan pernyataan sikap, antara lain:

Pertama, menolak penyelenggaraan Miss World di seluruh wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, GUIB mengajak selamatkan bangsa dari kerusakan ahklak dan moral. Ketiga, GUIB mengajak masyarakat mencegah proyek imprealisme dan kapitalisme yang berbalut kontestasi. Keempat, selamatkan kaum perempuan dari eksploitasi para kapitaslis.

Kemudian yang kelima, mendesak kepada Presiden Republik Indonesia agar memiliki tekad dan keberanian untuk secara tegas menolak Miss World. Keenam, meminta pemerintah fokus menangani problem sosial dan ekonomi serta mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dan yang ketujuh, brantas maksyiat dan mungkarat di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesa (NKRI).

“Kami telah mengirim surat kepada bapak presiden tapi tak mendapat respon positif, oleh karena  besok kami  turun jalan  melakukan aksi menolak Miss World,” ujar Mochammad Yunus, selaku Sekretaris Jendral GUIB Jatim kepada hidayatullah.com.

Menurutnya mayoritas Ormas Islam di Jawa Timur  tidak setuju dengan akan diselenggrakannya acara Miss World 2013 di Indonesia, baik yang dilaksanakn di Bali mau pun di Jakarta karena bertentangan dengan dasar negara Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu pagelaran ini melanggar pasala kesusilaan dalam KUHP pasal 281 dan 282.

“Kegiatan ini telah mendapat penolakan di mana-di mana, tapi kenapa masih terus berjalan. Kami kecewa karena pihak kepolisian dalam hal ini Polri telah memberi izin kepada pihak penyelenggara,” tambah Yunus.

Seperti diketahui, sehari sebelumnya, gabungan Ormas Jawa Timur ini sudah mengabarkan akan turun jalan. 58 Ormas tersebut adalah; NU, Muhammadiyah, Hidayatullah, Perhimpunan Al Irsyad, Dewan Dakwah, DMI, FPI, Hizbut Tahrir Indonesia, PERSIS, PERTI, ICMI, Al Bayyinat, PII, HMI, BKPRMI, FUI, Muslimat NU, Fatayat, PW Aisyiyah, Nasiatul Aisyiyah, Muslimah Hidayatullah, Syabab Hidayatullah, Pemuda Muhammadiyah, Keluarga Alumni Masjid Kampus Indonesia (KAMPUSINA), Persyarikatan Da’wah Al Haromain, Al Hawariyun, MDI, Forum Madura Bersatu (FORMABES), Majelis Dzikir & Dakwah Islam (MADDIA), Al Irsyad Al Islamiyah, Ikatan Da’IMuda Indonesia (IDMI), Gerakan Pemuda Anshor (GP ANSHOR), IKADI, Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Salimah, FSLDK.


red: syaiful
sumber: hidayatullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar