Kamis, 13 Juni 2013 | 12:56 WIB
Jakarta
– FPI: Di tengah dukungan Pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan
Palestina, anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya berkunjung ke ISRAEL sejak
27 Mei hingga 1 Juni 2013l. Tantowi Yahya selama empat hari pergi ke
Israel untuk memenuhi undangan Australian-Jewish Association guna
melihat proses perdamaian ISRAEL-PALESTINA dan perkembangan terkini Arab
Spring. Politisi Golkar ini memimpin delegasi Indonesia mengunjungi
Israel. Bersamanya sejumlah wapimred media massa termasuk Dekan Fakultas
politik Universitas Paramadina dan Director Habibie Center.
Tantowi
Yahya mengaku saat melakukan kunjungan ke “Israel” ditemani oleh para
pemimpin redaksi surat kabar nasional. “Saya bersama dengan Wapemred
Tempo, Kompas, Jakarta Post, ANTV, Dekan Fakultas politik Universitas
Paramadina dan Eksekutif Director Habibie Centre,” ungkap Tantowi,
seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu 12 Juni 2013.
Dalam
kunjungan tersebut, Tantowi Yahya dan rekanannya itu dipertemukan
dengan petinggi Israel. Mulai dari parlemen, pemerintahan, kalangan
kampus, media dan masyarakat biasa. Kepergian Tantowi ke negara Yahudi
itu menuai kritik dari berbagai pihak lantaran sikap Indonesia selama
ini yang mendukung kemerdekaan Palestina.
Apa
pun alasannya, kunjungan Tantowi Yahya Cs ke negara penjajah Zionis
“ISRAEL” merupakan bentuk PENGKHIANATAN terhadap bangsa Indonesia. Dalam
konstitusi bangsa Indonesia, pembukaan UUD 45, penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. ‘ISRAEL’ adalah negara PENJAJAH.
Kunjungan
Tantowi Yahya itu jelas menyakiti warga dunia khususnya umat Islam yang
telah menjadi korban keganasan Zionis “ISRAEL”. Sungguh sulit untuk
dipercaya kalau kunjungan itu bertujuan mendamaikan ISRAEL-PALESTINA.
Dalam keyakinan agama Yahudi, Palestina itu bagian dari “ISRAEL”.
Bagaimana orang Indonesia mau mendamaikan?
Tantowi
mengaku kedatangannya ke Israel bukan dalam kapasitas PRIBADI sebagai
anggota perwakilan Komisi I DPR. Anehnya, pernyataan dia "dalam
kapasitas PRIBADI" bertentangan dengan pernyataan selanjutnya bahwa dia
ikut karena merupakan anggota Komisi I DPR.
"Saya
hadir dalam kapasitas pribadi, tidak mewakili partai dan DPR. Saya ikut
karena SEBAGAI ANGGOTA KOMISI I yang membidangi luar negeri. Saya perlu
mengetahui informasi dari pihak mereka sebagai tambahan dari informasi
yang saya terima dari pejabat Palestina ketika Komisi I berkunjung ke
Palestina tahun 2010 dan 2013 lalu," pungkas Tantowi Yahya.
Terkait
hal ini, Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab,
mengecam keras, Habib mendesak Badan Kehormatan (BK) DPR RI untuk
memeriksa Tantowi Yahya, apa motif Tantowi mengunjungi ‘ISRAEL’ di tanah
jajahan Palestina, padahal Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik
dengan ‘ISRAEL’ ?.
"Tantowi
Yahya dan Gerombolannya dalam kunjungan mereka ke Parlemen Israel tidak
berhak mengatas-namakan Indonesia, karena "KUNJUNGAN ILEGAL” tersebut
telah melukai hati Umat Islam Indonesia, sekaligus sudah melecehkan
amanat Muqaddimah UUD 1945 yang Anti Penjajahan”, kata Habib Rizieq
kepada redaksi fpi.or.id, Rabu 3 Sya’ban 1434 H/ 12 Juni 2013 M.
Yang
lebih mengherankan, Tantowi meyakinkan ISRAEL tidaklah memusuhi Islam.
Alasannya di Israel juga ada anggota parlemen perwakilan Islam.
Diungkap, 30 persen penduduk Israel beragama Islam. Menurut Tantowi,
Islam juga terwakili di parlemen, dari 120 anggota parlemen, 8 di
antaranya representasi dari Islam.
“BK
DPR RI dan PARTAI GOLKAR harus menyidang Tantowi dan memecatnya dari
anggota Komisi I DPR RI dan dari Golkar. Bagaimana bisa Tantowi
menyatakan bahwa ISRAEL tidak memusuhi Islam ?! Apa dia buta dan tuli,
sehingga tidak tahu bahwa ISRAEL itu menjajah negeri Islam Palestina,
dan berulangkali menistakan kesucian Masjidil Aqsha, serta sering
membombardir Gaza yang mengakibatkan banyak korban luka dan cacat bahkan
mati dari kalangan wanita dan anak-anak umat Islam yang tidak berdosa
??!! Heran, kok Golkar meletakkan orang yang mengalami "KETERBELAKANGAN
INTELEKTUAL" sebagai anggota DPR RI”, lanjut Habib Rizieq.
Diberitakan
sebelumnya, tujuh delegasi dari Indonesia telah mengunjungi ISRAEL atas
undangan Australian-Israel Association, untuk melihat proses perdamaian
Israel-Palestina. [slm/fpi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar