Jum'at, 07 Juni 2013 | 11:35 WIB
Tangerang - FPI: Puluhan anggota ormas Front Pembela Islam (FPI) terlibat bentrokan dengan gerombolan preman bayaran yang digerakkan oleh pengusaha pengembang perumahan elit Alam Sutera, di Kampung Paku Alam, Kecamatan Serpong, kota Tangerang, Kamis, 06 Juni 2013.
Bentrokan
tersebut dipicu oleh sengketa lahan milik warga setempat yang dirampas
dan dikuasai secara tidak sah oleh pihak pengembang dengan menggunakan
jasa preman-preman. Keterlibatan massa FPI adalah atas permintaan warga
setempat yang tertindas untuk membantu menuntut hak atas lahan milik
mereka seluas 2,5 hektar yang diserobot oleh pengembang Alam Sutera.
Bentrokan
tersebut sempat melibatkan pihak kepolisian kota Tangerang. Pada
mulanya polisi yang dibantu petugas satpam perumahan Alam Sutera hendak
menghalau massa FPI yang saat itu bersama warga setempat sedang menuntut
hak atas tanah mereka yang diserobot. Ketika itu massa FPI tengah
mencari preman-preman bayaran yang ditugasi pengembang Alam Sutra untuk
menjaga lahan milik ahli waris Munting seluas 2,5 hektar yang dikuasai
secara ilegal oleh pengembang Alam Sutra. Dalam bentrokan tersebut
Polisi sempat beberapa kali menembakkan gas air mata untuk menghalau
massa .
Lantaran
tidak bisa menembus barikade polisi yang mengamankan lahan tersebut,
massa FPI dengan melalui jalan lain kemudian mengejar preman-preman
penjaga lahan yang masih ngotot bertahan. Seorang preman yang diketahui
membawa senjata tajam akhirnya ditangkap dan diamankan polisi karena
nyaris diamuk warga bersama massa FPI. Dalam bentrokan tersebut massa
FPI membela ahli waris Munting yang tertindas dan merasa tidak terima
lahan mereka diserobot secara tidak sah dan sewenang-wenang oleh
pengembang Alam Sutra.
Ketua
FPI Kabupaten Tangerang, Habib Muhammad saat dimintai keterangan
menegaskan, pihaknya ikut membela karena diminta oleh warga pemilik
tanah yang diserobot pihak Alam Sutera. Ia mengungkapkan bahwa pemilik
tanah memiliki sertifikat yang sah dan tidak pernah dijual, namun
tiba-tiba saja dikuasai dan dibangun perumahan oleh pengembang.
FPI,
lanjutnya, juga sudah meminta pihak keamanan untuk ikut mendorong
penyelesaian kasus sengketa tersebut melalui jalur hukum, namun ternyata
oleh pihak pengembang Alam Sutera malah diserahkan kepada
preman-preman. "Kita turun untuk membantu warga yang dizalimi pengusaha
Alam Sutera. Mereka tidak punya modal, jadi tidak bisa menyewa
pengacara. Kita minta sengketa tanah diurus secara adil melalui jalur
hukum," tuturnya.
Dalam
keterangannya, Ketua FPI Kabupaten Tangerang, Habib Muhammad
menjelaskan bahwa pada hakikatnya FPI tidak ingin sampai terjadi
bentrokan, dan pada mulanya bahkan mendorong agar menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan cara baik-baik melalui jalur hukum. Namun
Ia menuding pihak pengembang Alam Sutera memilih menggunakan cara
premanisme. "Mereka dibekingi preman, jadi kita lawan” tandasnya.
Bentrokan
tersebut sempat mereda, namun kembali terjadi saat menjelang malam.
Setelah polisi mengerahkan anggota Dalmas Polres Tangerang, bentrokan
susulan pun dapat dihindari. Hingga Kamis (6/6/2013) malam, polisi masih
berjaga-jaga di lokasi kejadian untuk mengantisipasi terjadinya
bentrokan susulan. Dalam peristiwa ini, beberapa anggota FPI terluka
bahkan salah seorang anggota FPI kepalanya bocor akibat dipukul preman
dengan pistol. Hingga saat ini empat anggota ormas FPI diamankan polisi.
[slm/fpi]
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.