Kamis, 20 Juni 2013

FPI Bentrok Melawan Begundal Mafia Tanah

Jum'at, 07 Juni 2013 | 11:35 WIB

Tangerang - FPI: Puluhan anggota ormas Front Pembela Islam (FPI) terlibat bentrokan dengan gerombolan preman bayaran yang digerakkan oleh pengusaha pengembang perumahan elit Alam Sutera, di Kampung Paku Alam, Kecamatan Serpong, kota Tangerang, Kamis, 06 Juni 2013.

Bentrokan tersebut dipicu oleh sengketa lahan milik warga setempat yang dirampas dan dikuasai secara tidak sah oleh pihak pengembang dengan menggunakan jasa preman-preman. Keterlibatan massa FPI adalah atas permintaan warga setempat yang tertindas untuk membantu menuntut hak atas lahan milik mereka seluas 2,5 hektar yang diserobot oleh pengembang Alam Sutera.

Bentrokan tersebut sempat melibatkan pihak kepolisian kota Tangerang. Pada mulanya polisi yang dibantu petugas satpam perumahan Alam Sutera hendak menghalau massa FPI yang saat itu bersama warga setempat sedang menuntut hak atas tanah mereka yang diserobot. Ketika itu massa FPI tengah mencari preman-preman bayaran yang ditugasi pengembang Alam Sutra untuk menjaga lahan milik ahli waris Munting seluas 2,5 hektar yang dikuasai secara ilegal oleh pengembang Alam Sutra. Dalam bentrokan tersebut Polisi sempat beberapa kali menembakkan gas air mata untuk menghalau massa .

Lantaran tidak bisa menembus barikade polisi yang mengamankan lahan tersebut, massa FPI dengan melalui jalan lain kemudian mengejar preman-preman penjaga lahan yang masih ngotot bertahan. Seorang preman yang diketahui membawa senjata tajam akhirnya ditangkap dan diamankan polisi karena nyaris diamuk warga bersama massa FPI. Dalam bentrokan tersebut massa FPI membela ahli waris Munting yang tertindas dan merasa tidak terima lahan mereka diserobot secara tidak sah dan sewenang-wenang oleh pengembang  Alam Sutra.

Ketua FPI Kabupaten Tangerang, Habib Muhammad saat dimintai keterangan menegaskan, pihaknya ikut membela karena diminta oleh warga pemilik tanah yang diserobot pihak Alam Sutera. Ia mengungkapkan bahwa pemilik tanah memiliki sertifikat yang sah dan tidak pernah dijual, namun tiba-tiba saja dikuasai dan dibangun perumahan oleh pengembang.
FPI, lanjutnya, juga sudah meminta pihak keamanan untuk ikut mendorong penyelesaian kasus sengketa tersebut melalui jalur hukum, namun ternyata oleh pihak pengembang Alam Sutera malah diserahkan kepada preman-preman. "Kita turun untuk membantu warga yang dizalimi pengusaha Alam Sutera. Mereka tidak punya modal, jadi tidak bisa menyewa pengacara. Kita minta sengketa tanah diurus secara adil melalui jalur hukum," tuturnya.

Dalam keterangannya, Ketua FPI Kabupaten Tangerang, Habib Muhammad menjelaskan bahwa pada hakikatnya FPI tidak ingin sampai terjadi bentrokan, dan pada mulanya bahkan mendorong agar menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara baik-baik melalui jalur hukum. Namun Ia menuding pihak pengembang Alam Sutera memilih menggunakan cara premanisme. "Mereka dibekingi preman, jadi kita lawan” tandasnya.

Bentrokan tersebut sempat mereda, namun kembali terjadi saat menjelang malam. Setelah polisi mengerahkan anggota Dalmas Polres Tangerang, bentrokan susulan pun dapat dihindari. Hingga Kamis (6/6/2013) malam, polisi masih berjaga-jaga di lokasi kejadian untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan. Dalam peristiwa ini, beberapa anggota FPI terluka bahkan salah seorang anggota FPI kepalanya bocor akibat dipukul preman dengan pistol. Hingga saat ini empat anggota ormas FPI diamankan polisi. [slm/fpi]

Tidak ada komentar: