Kamis, 29 Agustus 2013

Miss World akan Membuat Citra Buruk Indonesia

Jakarta (SI Online) - Alasan kementrian pariwisata mendukung acara Miss World agar bisa menarik minat wisatawan asing dibantah oleh Endang Setiaji, mantan konselor kedutaan besar republik Indonesia (KBRI) di London. Menurutnya ajang pamer aurat tersebut justru akan membuat citra buruk bagi Indonesia.

"Miss World akan membuat citra buruk bagi Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim, karena itu sangat bertentangan dengan budaya bangsa ini," ujar Endang saat acara di kantor Partai Bulan Bintang, Jakarta (28/8/2013).

"Saya waktu bertugas menjadi konselor KBRI di London selalu mempromosikan budaya ketimuran asal Indonesia dan orang-orang Ingris jadi tertarik dengan Indonesia. Namun ketika muncul kasus Inul dengan goyang erotisnya justru mereka (orang-orang Inggris) malah mempertanyakan, kok yang berbau pornoaksi gitu ada di negara mayoritas muslim," cerita Endang.

Hal senada juga dikatakan oleh Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH. Muhammad al Khaththath, seharusnya kementerian pariwisata bangga dengan budaya Indonesia yang berbeda dengan budaya barat.

"Kalo wisatawan asing datang, sediakan mereka minuman produk kita sendiri seperti bandrek atau bajigur gitu, jangan dikasih bir karena itu sudah sering mereka jumpai di tempat mereka sendiri. Justru kita harus memberikan yang beda, dan kita harus tampilkan budaya Islam agar mereka tahu tentang Islam," ungkap Ustadz al Khaththath.

Ustadz al Khaththath juga mengatakan bahwa umat Islam dari berbagai elemen akan turun ke jalan secara besar-besaran untuk menolak ajang pamer aurat tersebut.


red: syaiful

PBB Menolak Tegas Penyelenggaraan Miss World

Jakarta (SI Online) - Partai Bulan Bintang (PBB) menolak tegas penyelenggaraan Miss World di Indonesia, hal itu disampaikan ketua umum PBB MS Kaban pada Rabu (28/8/2013).

Menurut Kaban, Miss World tidak memberi dampak yang kongkrit untuk kemajuan bangsa kecuali hanya ekploitasi kecantikan yang mengobral sensualitas saja.

"Untuk apa melakukan sesuatu yang mubazir dan menurunkan martabat bangsa, tanpa Miss World Indonesia lebih beradab," ujar Kaban kepada Suara Islam Online.

Kaban juga menilai, dengan ekploitasi pamer kecantikan Miss World kita akan terjebak dalam mesumisasi.

Dalam rangka menolak penyelenggaraan Miss World, rencananya anggota PBB beserta laskar hijaunya akan ikut dalam barisan Forum Umat Islam (FUI) yang akan menggelar demo besar-besaran untuk menolak ajang pamer aurat tersebut.

red: syaiful

Subhanallah.. Saat Evakuasi Korban Tsunami, Habib Rizieq Rela Tinggal di Kuburan



Bekasi (SI Online) - "Front Pembela Islam semakin hari semakin bagus, semakin meningkat dan semakin diterima masyarakat. Saya yakin kedepan FPI bisa melakukan yang terbaik buat bangsa dan negara." Demikian dikatakan Menteri Sosial Dr. Salim Segaf al Jufri dihadapan ribuan pengurus FPI dari seluruh wilayah Indonesia di Bekasi, Sabtu (24/8/2013) yang lalu.

Dalam kegiatan sosial, Dr. Salim Segaf mengapresiasi kontribusi FPI selama ini. "Saya pernah mengunjungi Habib Rizieq dan kawan-kawan FPI ketika bencana tsunami Aceh, saya salut kepada FPI yang telah mengevakuasi puluhan ribu mayat ketika itu," ujarnya.

"Saat bencana Tsunami Aceh saya bertemu Habib Rizieq, ternyata beliau dan laskar FPI itu tinggal kuburan dengan mendirikan tenda-tenda bukan di hotel. Habib Rizieq memimpin laskar untuk mengevakuasi mayat selama 4 bulan, Subhanallah inilah yang FPI lakukan. Bayangkan, tinggal di kuburan, kita semalam aja udah takut, ini 4 bulan," ujar menteri sosial menceritakan pengalamannya.

Dalam peristiwa bencana tsunami di Aceh tahun 2005 lalu, dengan biaya sendiri serta peralatan seadanya FPI berhasil mengevakuasi sekitar 100 ribu mayat, banyak mayat yang sulit dievakusi namun bisa diatasi oleh anggota FPI, bahkan relawan FPI-lah yang menemukan mayat, Juru bicara Polda Aceh, Sayed Husaini. Namun sayang jasa besar FPI itu, hampir tidak diberitakan sama sekali oleh media-media sekuler.

 Habib Rizieq bersama relawan sedang mengevakuasi mayat korban Tsunami Aceh

red: syaiful

Senin, 26 Agustus 2013

Habib Rizieq: Kontes Miss World Wajib Dibubarkan!

25 August 2013


Jakarta – FPI: Front Pembela Islam (FPI) tegas menolak rencana pergelaran kontes kecantikan Miss World di Indonesia. Untuk itu jika kontes tersebut tetap digelar, maka FPI mengultimatum akan membubarkan secara paksa.

Aksi itu bakal dilakukan FPI kalau pemerintah tetap mengeluarkan surat perizinan penyelenggaraan kontes kecantikan tersebut di Indonesia. "Wajib kita bubarkan acara Miss World kalau pemerintah memaksakan (memberi izin)," ujar Habib Rizieq Syihab di Petamburan, Ahad 25 Agustus 2013.

Bahkan, Habib Rizieq menyatakan siap untuk ditangkap aparat kepolisian dengan rencana aksi sepihak tersebut. Sebab, kata Habib, Miss World sarat dengan kemaksiatan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia. "Saya siap bertanggung jawab dunia akhirat. Gak usah cari kemana-kemana provokatornya, ada Habib Rizieq siap ditangkap untuk membubarkan Miss World," tegasnya.

Bukan hanya FPI, umat Islam secara luas juga tegas menolak acara tersebut. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, yang mengaku telah didekati dengan berbagai cara oleh panitia penyelenggara juga bersikukuh dengan keputusannya menolak ajang kemaksiatan itu.

PAK HARTO LEBIH TEGAS DIBANDING SBY
Habib Rizieq Syihab meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat bersikap tegas dalam menyikapi polemik penyelenggaraan Miss World di Indonesia. Habib mengambil contoh sikap Presiden Soeharto saat ada polemik terkait keikutsertaan Indonesia dalam ajang kontes kecantikan yang ia nilai tegas dan mencerminkan wibawa seorang pemimpin.

"Waktu di zaman Pak Harto, ketika ada kelompok yang berniat mengirimkan Putri Indonesia ke Miss World atau Miss Universe, Ibu Min Sugandi saat itu menteri pemberdayaan wanita meminta pertimbangan presiden dulu. Besoknya, Bu Min katakan, bapak (Pak Harto) sampaikan itu bukan budaya kita," ujar Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat.

Habib Rizieq menggambarkan, saat itu Presiden Soeharto dengan tegas menyatakan penolakannya karena ia menilai kontes tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan lokal Indonesia dan ketegasan Presiden saat itu langsung mengakhiri polemik yang ada. "Cuma satu kalimat, itu bukan budaya kita. Langsung berhenti (polemiknya), tidak ada putri Indonesia yang dikirim ke miss universe atau miss world. Mustinya begitu wibawa seorang presiden, tidak usah repot-repot dengan SK, kepres, atau rapat kabinet berkepanjangan, cukup presiden ambil inisiatif dengan tegas bahwa pergelaraan miss world bertentangan dengan nilai-nilai norma agama dan kearifan lokal dan budaya kita, batalkan," tukasnya.

Ia juga menegaskan FPI akan tetap menolak penyelenggaraan miss World di Indonesia dan akan terus menyuarakan penolakan tersebut dan ia berharap Presiden SBY dapat bersikap tegas terkait polemik tersebut. "Kita tunggu kewibawaan presiden kita, ketegasannya untuk melarang miss world," lanjut Habib.
Kontes kemaksiatan Miss world sesuai rencana akan digelar pada akhir September 2013. Bali, Jakarta dan Bogor rencananya akan digunakan untuk perhelatan acara yang dipromotori istri Hary Tanoesudibjo dan grup MNC itu. [slm/fpi]
Source: Suara-Islam.COM

FPI Bukan Musuh Negara, FPI Musuh Kezaliman!

25 August 2013

Bekasi – FPI: Ketua umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menegaskan bahwa FPI adalah pelayan umat dan pembela Islam. FPI bukan musuh bangsa, bukan musuh aparat dan pejabat tetapi FPI musuh segala kemunkaran dan kemaksiatan. FPI akan menjadi yang terdepan dalam melawan kezaliman. Demikian dikatakan Habib Rizieq dihadapan menteri agama, pejabat, aparat, para ulama dan ribuan pengurus FPI se Indonesia pada pembukaan musyawarah nasional FPI ke III di Asrama Haji, Bekasi, Kamis 22 Agustus 2013.

“Musuh FPI adalah segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan. Musuh FPI adalah KORUPSI, PELACURAN, MIRAS, NARKOBA, PERJUDIAN, PENGKHIATAN, KEBATILAN, KEDURJANAAN. Karena itu, FPI senantia untuk berada di barisan terdepan untuk melawan kezaliman di republik ini,” ungkap Habib saat memberi sambutan di depan peserta Munas III FPI.
Habib Rizieq menegaskan, sejak FPI berdiri, organisasi Islam ini tidak pernah menolak pilar-pilar negara RI, tidak menolak Pancasila selama Pancasila ditafsirkan sesuai dengan syariat Islam. FPI juga tidak menolak UUD 1945 dan per Undang-undangan lainnya, selama produk UU itu  tidak bertentangan dengan syariat Islam.

FPI juga tidak menolak falsafah Bhineka Tunggal Ika, selama Bhineka Tunggal Ika diartikan sebagai kemajemukan, keberagaman, untuk hidup berdampingan, saling menghormati dan menghargai, tidak mengganggu satu sama lain. “Tapi, FPI menolak jika Bhineka Tunggal Ika diartikan Pluralis (me) yang menganggap semua agama sama, benar dan masuk surga. Penolakan ini akan terus menerus sampai generasi selanjutnya hingga akhir massa.”

FPI juga tidak menolak NKRI, bahkan FPI siap berada di barisan terdepan untuk mempertahankan NKRI. FPI  menolak segala bentuk separatis seperti RMS dan OPM, dan mendorong pemerintah agar bertindak tegas bagi siapapun yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. “Aktivis FPI siap dikirim negara untuk melawan gerakan separatis di negeri ini,” ujar Habib.

Begitu juga, FPI bukan kelompok gorong-gorong  yang ingin merongrong dan menghancurkan persatuan dan kesatuan, tapi mencintai negeri ini. “Yuk adu cinta NKRI, dengan mengorbankan harta,  jiwa dan raga untuk tunduk pada hukum Allah, sehingga diharapkan menjadi negeri yang baldatun warabbun ghafur.

Habib Rizieq menerangkan bahwa dalam perjalanannya, setidaknya dalam setahun terakhir jumlah anggota FPI semakin banyak. Itu terbukti dengan bertambahnya jumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) FPI di seluruh daerah di Indonesia. Tahun lalu jumlahnya 131 DPC, tahun ini bertambah lebih dari dua kali lipat menjadi 276 DPC. Perkembangan ini membuktikan FPI semakin diterima oleh masyarakat.

Dihadapan sekitar 2000 pengurus FPI, Habib Rizieq berpesan agar anggota FPI menjunjung tinggi akhlakul karimah. "JADI ANGGOTA FPI JANGAN SOMBONG, HATI-HATI DALAM BERSIKAP, JANGAN MERASA YANG PALING BERJUANG," ujar Habib.

Selain itu, ketua umum FPI ini juga menyayangkan atas pemberitaan media selama ini yang begitu derasnya memfitnah FPI. "KITA TIDAK AKAN PERNAH TAKUT UNTUK DIFITNAH, DIPOJOKKAN, ATAU DICACI MAKI. BAGI FPI DIFITNAH ITU BIASA, DIPENJARA ITU UZLAH, DIBUANG ITU TAMASYA, DAN DIBUNUH ADALAH CITA-KAMI KAMI UNTUK MATI SYAHID," tegas Habib Rizieq.

Atas isu pemberitaan yang begitu dahsyatnya, FPI selalu diancam untuk dibubarkan. "Sering sekali isu pembubaran FPI, dalam setahun bisa 3-4 kali FPI mau dibubarkan. Tapi alhamdulillah atas pertolongan Allah isu itu sirna dengan sendirinya. FPI tidak punya beking, itu semua karena pertolongan Allah Swt," ungkap Habib Rizieq.

Sementara itu Ketua Umum Al Irsyad al-Islamiyyah KH. Abdullah Zaidi saat memberi sambutan mengatakan, FPI bukan ormas Islam garang dan sadis. “Mereka yang menilai FPI garang dan sadis harus diklarifikasi. Mari kita tunjukkan akhlakul karimah, agar kesan orang yang tidak suka dapat kita tangkis. Camkanlah, jika kita menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolong kita,” ujar Abdullah Zaidi. [slm/fpi]

Source: fpi/Voa-Islam.COM

Jumat, 23 Agustus 2013

Ketua MUI Dukung Habib Rizieq jadi Presiden


"Jika tahun 2014 Habib Rizieq dicalonkan jadi presiden, saya yakin umat Islam pasti akan mendukung," ujar Kyai Cholil yang disambut dengan pekikan takbir para jamaah.

Dalam acara yang dihadiri menteri agama, para ulama, habaib, pimpinan ormas serta pengurus FPI dari seluruh wilayah Indonesia itu kyai Cholil berpesan agar umat Islam mengaji politik Islam agar faham masalah kenegaraan.

Selain itu, kyai Cholil juga menyampaikan kesannya dalam acara munas FPI tersebut karena kental semangat jihadnya.

"Saya belum pernah merasakan dalam acara lain, di acara ini saya bergetar, Ruhul Jihad saya rasakan dalam munas FPI ini. Syariat Islam tidak bisa ditegakkan tanpa jihad," tegas ketua MUI yang juga disambut kalimat "Allahuakbar" dari jamaah.

Menteri Agama : Saya Salut kepada FPI



Bekasi (SI Online) - Saya salut kepada Habib Rizieq dan Front Pembela Islam (FPI), organisasinya baru berumur 15 tahun tapi sudah terlihat kematangannya. FPI selalu tampil dalam berbagai keadaan, FPI menjadi organisasi yang terkenal karena kepedulian dan ketegasannya. Demikian dikatakan Menteri Agama Suryadarma Ali dalam pembukaan musyawarah nasional (munas) FPI ke III di Asrama Haji, Bekasi, Kamis (23/8/2013).

Menurut Suryadarma Ali atau biasa disebut SDA, saat ini perjuangan umat Islam semakin berat karena pihak-pihak yang tidak menyukai Islam bekerja secara sistematis.

"Pihak-pihak yang mendiskreditkan Islam itu banyak, dan mereka bekerja dengan cara yang sistematis. Oleh karena itu masih banyak yang harus kita perjuangkan," ujar SDA.

Terkait aktifitas amar makruf nahi munkar, SDA sangat setuju jika kemaksiatan itu harus diperangi.

"Kita setuju maksiat itu harus diperangi, Indonesia seperti syurga bagi para penjaja narkoba, korupsi, pelacuran, kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan itu semua harus diperangi dengan langkah-langkah yang simpatik," tegas SDA.

Dalam sambutannya berkali-kali SDA meneriakkan "Allahuakbar" untuk menyemangati para jamaah, "Menteri agama lebih dari FPI," ujarnya sambil tersenyum.

Habib Rizieq: FPI Bukan Musuh Negara, FPI Musuh Kezaliman





Bekasi (SI Online) - Ketua umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menegaskan bahwa FPI adalah pelayan umat dan pembela Islam. FPI bukan musuh bangsa, bukan musuh aparat dan pejabat tetapi FPI musuh segala kemunkaran dan kemaksiatan. FPI akan menjadi yang terdepan dalam melawan kezaliman. Demikian dikatakan Habib Rizieq dihadapan menteri agama, pejabat, aparat, para ulama dan ribuan pengurus FPI se Indonesia pada pembukaan musyawarah nasional FPI ke III di Asrama Haji, Bekasi, Kamis (22/8/2013).

Habib Rizieq menerangkan bahwa dalam perjalanannya, setidaknya dalam setahun terakhir jumlah anggota FPI semakin banyak. Itu terbukti dengan bertambahnya jumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) FPI di seluruh daerah di Indonesia. Tahun lalu jumlahnya 131 DPC, tahun ini bertambah lebih dari dua kali lipat menjadi 276 DPC. Perkembangan ini membuktikan FPI semakin diterima oleh masyarakat.

Dihadapan sekitar 2000 pengurus FPI, Habib Rizieq berpesan agar anggota FPI menjunjung tinggi akhlakul karimah. "Jadi anggota FPI jangan sombong, hati-hati dalam bersikap, jangan merasa yang paling berjuang," ujar Habib.

Selain itu, ketua umum FPI ini juga menyayangkan atas pemberitaan media selama ini yang begitu derasnya memfitnah FPI.

"Kita tidak akan pernah takut untuk difitnah, dipojokkan, atau dicaci maki. Bagi FPI difitnah itu biasa, dipenjara itu uzlah, dibuang itu tamasya, dan dibunuh adalah cita-kami kami untuk mati syahid," tegas Habib Rizieq.

Atas isu pemberitaan yang begitu dahsyatnya, FPI selalu diancam untuk dibubarkan. "Sering sekali isu pembubaran FPI, dalam setahun bisa 3-4 kali FPI mau dibubarkan. Tapi alhamdulillah atas pertolongan Allah isu itu sirna dengan sendirinya. FPI tidak punya beking, itu semua karena pertolongan Allah Swt," ungkap Habib Rizieq.


Rabu, 21 Agustus 2013

Sekjen FUI: Umat Islam Wajib Waspada terhadap Pemberitaan Media Sekuler


Jakarta (SI Online) - Kita sebagai umat Islam wajib berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan berita media sekuler. Berbagai berita bohong biasanya disebarkan oleh orang-orang fasik. Nah berita bohong yang diberitakan oleh media-media sekuler yang memojokkan Front Pembela Islam (FPI) akhir-akhir ini semakin membuktikan bahwa mereka adalah media-media orang fasik. Demikian pernyataan dari Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH. Muhammad al Khaththath yang diterima Suara Islam Online, Rabu (21/8/2013).

Pernyataan Ustadz al Khaththath tersebut bukan tanpa alasan, beliau mengatakan memang selama ini berita terkait umat Islam banyak fitnahnya, dan yang paling sering ialah pemberitaan tentang FPI.

"FPI sering jadi korban berita dari orang-orang fasik, seperi kasus Palangkaraya, FPI jadi korban karena diserbu preman Palangkaraya tetapi malah diberitakan FPI yang harus dibubarin. Juga kasus di Kendal, FPI diserbu preman tetapi malah yang diberitakan FPI bentrok dengan warga, padahal jelas yang buat makar adalah preman Ronggolawe yang dipimpin seorang preman Kristen. Polisi dimana? Kok mereka membiarkan preman Ronggolawe yang bekingi lokalisasi Alaska dan judi togel?" ujar Ustadz al Khaththath.

"Menurut investigasi wartawan Islampos jumlah preman Ronggolawe ini 150 orang dan mereka inilah yang menyerbu FPI di bulan Ramadhan kemarin, tapi media massa malah membuat berita yang tidak sesuai kenyataan dan cenderung memojokkan dan memfitnah FPI, bahkan hingga presiden SBY pun terpengaruh oleh penyesatan berita tersebut dan berkomentar miring kepada FPI. Lalu anak buahnya seperti Ruhut Sitompul coba ikut bernyanyi untuk bubarkan FPI," ungkap Ustadz al Khaththath.

"Lalu muncul lagi kasus Lamongan, mereka (media sekuler) sebut kembali FPI bentrok dengan warga, bahkan ini lebih parah, empat puluhan orang ditangkap polisi dan diberitakan itu adalah FPI. Padahal menurut keterangan DPP FPI tidak ada FPI di Lamongan karena sudah dibekukan sejak tahun 2010, tapi media terus menyanyikan lagu fitnah mereka bahwa ada bentrok FPI dengan warga," tambahnya.

Sekjen FUI kemudian mengingatkan dengan membacakan firman Allah Swt surat al Hujurat ayat 6 yang berbunyi: "Wahai orang-orang yang beriman ketika datang kepada kalian orang yang fasik dengan membawa suatu berita maka tabayyunlah (carilan kebenaran berita)."

"Kita sebagai umat Islam wajib berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan berita media sekuler," pesannya.

Terkait kebohongan media tersebut, pada Rabu (21/8/2013) ini, rencananya FPI akan melaporkan sejumlah media sekuler ke dewan pers. Media tersebut antara lain MetroTV, TV One, Trans TV, Trans7, RCTI, ANTV, SCTV, SINDO TV, Kompas, Media Indonesia, dan Warta Kota. FPI melalui salah satu ketuanya Munarman SH, mengatakan bahwa media tersebut dilaporkan karena telah menyebarkan berita bohong tentang FPI.

Sebarkan Berita Bohong, Sejumlah Media Sekuler Dilaporkan FPI ke Dewan Pers



Jakarta (SI Online) - Bismillah, hari ini Front Pembela Islam (FPI) akan layangkan surat pengaduan ke Dewan Pers, sebanyak 8 media televisi dan 3 media cetak yang akan dilaporkan. Media tersebut diantaranya adalah MetroTV, TV One, Trans TV, Trans7, RCTI, ANTV, SCTV, SINDO TV, Kompas, Media Indonesia, dan Warta Kota. Demikian pesan yang disampaikan ketua FPI bidang nahi munkar Munarman SH yang diterima Suara Islam Online, Rabu (21/8/2013).

Munarman mengatakan media tersebut dilaporkan karena telah menyebarkan berita bohong tentang FPI dalam peristiwa Lamongan dan Tasikmalaya. Kebohongan tersebut diulang-ulang dan tanpa melakukan cover both side dan bersifat insinuatif untuk menggiring opini publik. Media yang dilaporkan tersebut juga mencampuradukan antara fakta dan opini.

"Kami ingin menguji, apakah prinsip-prinsip yang diagung-agungkan oleh kaum demokrat yaitu independensi pers, pers yang tidak memihak pada salah satu golongan atau kelompok atau posisi ideologis yaitu liberalisme, bisa bersikap adil kepada umat Islam," ujar Munarman.

"Ini saatnya menguji mereka dengan prinsip dan standar mereka sendiri," tegas Munarman.


red: syaiful

Senin, 19 Agustus 2013

Habib Rizieq : Jangan Ingkari Sejarah Kemerdekaan, Ini Negeri Islam!


Sabtu, 17/08/2013 11:57:40 | syaiful falah | Dibaca : 2813 



Jakarta (SI Online) - Dalam suasana kemerdekaan Indonesia, redaksi sengaja menurunkan kembali tulisan seputar sejarah bangsa ini yang sebelumnya pernah dimuat. Adalah Habib Muhammad Rizieq Syihab MA, seorang ulama sekaligus kandidat doktor juga pemimpin umat yang mampu mengkombinasikan kemampuan berbicara/berceramah dengan kemahiran menulis. Dengan bukunya yang ilmiah tentang pelurusan sejarah dan dasar negara Indonesia yang berjudul "Wawasan Kebangsaan, Menuju NKRI Bersyariah" telah membongkar bagaimana dan seharusnya bentuk negara ini.

Dalam pertemuan tokoh umat Islam beberapa waktu lalu, secara singkat Habib Rizieq menguraikan sejarah, bahwa ketika perdebatan tentang Dasar Negara sebelum kemerdekaan diproklamirkan, Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno mengajukan usulannya.

Pada tanggal 29 Mei 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Muhammad Yamin mengusulkan Lima Dasar Negara tanpa menggunakan istilah Pancasila. Lima Dasar Negara usulan M. Yamin adalah: 1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan, 5. Kesejahteraan Sosial.

Pada sidang terakhir BPUPKI 1 Juni 1945 Soekarno mengajukan Lima Dasar: 1. Kebangsaan Indonesia, 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, 3. Mufakat atau Demokrasi, 4. Keadilan Sosial, 5. Ketuhanan. “Baik usulan Soepomo, Yamin maupun ‘Pancasilanya Soekarno’, itu tidak pernah menjadi kesepakatan maupun keputusan BPUPKI,” kata Habib Rizieq.

Kata Habib Rizieq, sidang berjalan alot. BPUPKI terbelah antara kelompok sekuler dengan kelompok Islam. Kelompok Islam sudah tentu menginginkan Negara berdasarkan Islam, dan ditentang kelompok sekuler. Akhirnya sidang membentuk Panitia Sembilan. “Ada empat ulama dalam Panitia Sembilan ini, yaitu KH Abdul Wahid Hasyim (NU), KH Abdul Qohar Muzakkir (Muhammadiyah), KH Agus Salim dan Abikoesno Tjokrosoejoso, keduanya dari Syarikat Islam,” ujar Habib Rizieq. Sementara golongan sekuler diwakili Soekarno, M. Hatta, M. Yamin dan Ahmad Soebardjo. Dan, kalangan Kristen diwakili A.A Maramis.

Habib Rizieq menegaskan, justru Panitia Sembilan yang berhasil menetapkan Dasar Negara yang dibingkai dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Lima Dasar Negara itu adalah: 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Malah sebelumnya, bunyi sila pertama versi Piagam Jakarta itu adalah: ‘Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam’, tanpa diikuti kalimat ‘bagi pemeluk-pemeluknya’. Tetapi kemudian muncul kompromi dengan menambah kalimat ‘bagi pemeluk-pemeluknya’.

Disepakati pula saat proklamasi kemerdekaan, Piagam Jakarta ini secara resmi akan dibacakan. Tapi, kata Habib Rizieq, terjadi penelikungan. Pada 17 Agustus 1945 itu bukan Piagam Jakarta yang secara resmi dibacakan, melainkan secara dadakan Soekarno membuat teks proklamasi dengan singkat lewat tulisan tangan. Teks proklamasi dadakan dan singkat inilah yang dibacakan untuk proklamasi kemerdekaan sebagaimana dikenal sampai sekarang.

Parahnya lagi, pada keesokan harinya, 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang, dan terjadilah terjadi pengkhianatan. Tanpa melibatkan wakil-wakil Islam sebagaimana dalam sidang BPUPKI sebelumnya, terjadilah pencoretan tujuh kata dalam sila pertama yang berbunyi: ‘kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’.

Dalih bahwa kalangan Kristen Indonesia Timur akan menarik diri dari NKRI jika Piagam Jakarta dideklarasikan seperti disampaikan Hatta yang, katanya, mendapat informasi dari opsir Jepang, menurut sejarawan dan budayawan Ridwan Saidi, itu dusta belaka. Tak ada faktanya.

Tanpa melibatkan wakil-wakil islam dalam pengesahan Dasar Negara Pancasila yang berbeda dengan Piagam Jakarta, sesungguhnya sidang PPKI 18 Agustus 1945 itu tidak sah. Jadi, sebenarnya sampai sekarang jika umat Islam menegakkan syariat Islam di republik ini adalah sah. Yang berlawanan atau menentang, justru masuk kategori subversif.

Toh, meskipun demikian, kata Habib Rizieq, sila pertama yang diganti (tanpa melibatkan wakil-wakil Islam) menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa”, itu pun jelas maksudnya Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab, Tuhan Yang Esa itu hanya ada dalam Islam. Ditambah lagi ditegaskan dalam Muqaddimah UUD 1945 pada alenia ketiga: “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa”, ini jelas merujuk kepada Islam.

Dengan pengkhianatan ini, sesungguhnya sidang PPKI yang tak melibatkan wakil-wakil Islam yang sudah menyepakati Piagam Jakarta bersama kelompok sekuler dan satu orang wakil dari golongan Kristen, adalah tidak sah. Dasar Negara yang sah adalah yang disepakati dan ditandatangani pada 22 Juni 1945 yang terdapat dalam Piagam Jakarta. “Historisnya, Pancasilanya Soekarno ditolak. Yang disepakati adalah Dasar Negara yang terdapat dalam Piagam Jakarta,” ungkap Habib Rizieq.

Lantas, kata Habib Rizieq, bagaimana ceritanya ujuk-ujuk Indonesia disebut sebagai Negara Demokrasi? Pancasila yang dijadikan sebagai Dasar Negara (lewat pengkhianatan) itu tidak menyebut republik ini sebagai sebagai Negara Demokrasi. Tapi, lucunya, ungkap Habib Rizieq, Soekarno pernah mendeklarasikan Demokrasi Liberal dan Demokrasi terpimpin untuk tujuan melindungi Komunisme. Sementara Soeharto mendeklare Demokrasi Pancasila untuk melindungi Kebatinan.

Habib Rizieq menceritakan, ia pernah mendapat kunjungan dari beberapa jenderal membahas soal ini. Menurut para jenderal itu, Indonesia adalah Negara Demokrasi. Lalu, ujar Habib Rizieq, tidak ada kata-kata atau kalimat dalam Pancasila atau UUD 45 yang menunjukkan Indonesia sebagai Negara Demokrasi. “Ada,” jawab para jenderal itu, “Dalam Pancasila sila ke-4, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan itu maksudnya adalah demokrasi.”……. “Itu Musyawarah. Musyawarah itu berbeda dengan Demokrasi,” kata Habib Rizieq kepada para jenderal itu. Kemudian Habib Rizieq menguraikan beda Musyawarah dengan Demokrasi.

Akhirnya, cerita Habib Rizieq, jenderal-jenderal itu mengangguk bahwa Indonesia bukan Negara Demokrasi, melainkan, semestinya disebut Negara Musyawarah. Celakanya lagi, kata Habib Rizieq, jika Soekarno mendeklare Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin dan Soeharto memaksakan istilah Demokrasi Pancasila, eh di era “reformasi” kian parah. Ada liberalisasi Pancasila. Pancasila diliberalkan.

Sebut misalnya, pemilihan presiden langsung atau kepala daerah yang dipilih langsung, itu justru bertentangan dengan sila keempat Pancasila yang menganut asas musyawarah untuk mufakat. Dalam konteks ini, menurut Habib Rizieq, ada unsur kesengajaan dengan mengorupsi terminologi (istilah). Kelompok sekuler menafsirkan seenaknya, sehingga kata Musyawarah ditafsirkan sebagai Demokrasi.

Dalam hal ini, Habib Rizieq menambahkan, termasuk, misalnya, penggunaan istilah parlemen, itu juga untuk mengaburkan kata Musyawarah dan Perwakilan. “Jangan sebut parlemen, tapi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat),” tegasnya.

Ini bermula dari pengkhianatan terhadap Islam dan kaum Muslimin yang berkuah darah bermandikan keringat dalam merebut kemerdekaan republik ini. Umat Islam sebagai pemegang saham mayoritas negeri ini adalah yang berhak menetapkan Dasar Negara dan mengisi pembangunan republik dengan landasan syariat islam.

Jika ada pihak yang mengatakan, ini bukan Negara Islam, kalau ente mau menegakkan syariat Islam di Negara ini, dan tidak suka dengan kondisi Indonesia sekarang, ‘silakan keluar’, maka, kata Habib Rizieq, justru sebaliknya, merekalah yang harus keluar. Sebab, penetapan Dasar Negara Indonesia yang dibingkai dalam Piagam Jakarta itulah yang sah, karena disepakati dan ditandatangani oleh para pendiri bangsa ini, tapi terjadi penelikungan dan pengkhianatan pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan—dimana teks proklamasi yang semestinya adalah pembacaan Piagam Jakarta secara resmi oleh Soekarno, bukan teks proklamasi dadakan hasil dari tulisan tangan presiden pertama RI itu.

Bahkan, tak hanya menyepakati Dasar Negara dalam bingkai Piagam Jakarta, umat Islamlah yang bermandikan darah bercucuran keringat untuk merebut dan memerdekakan republik ini. Jadi, masuk akal jika kaum Muslimin adalah yang paling berhak mengatur negeri ini. Ini historis. Jangan mengingkari sejarah! Ini negeri Islam. Jadi, kata Habib Rizieq, umat Islam harus mengisi negeri ini dengan syariat Islam, bukan malah minggir apalagi keluar dari NKRI.

Jadi, apapun ceritanya, mengungkap historis perjalanan bangsa dan Negara ini, lebih dari itu, Indonesia sebenarnya adalah Negara yang berdasarkan Islam, setidaknya bagi pemeluk-pemeluknya diwajibkan menjalankan dan menegakkan syariat Islam di persada ini. Yang protes dan menghalangi, jutsru menentang kesepakatan ditandatanganinya perumusan Dasar Negara dalam Piagam Jakarta!

Kalaupun tak mengacu pada Piagam Jakarta, Negara ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, yakni Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab, Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah. Ditambah lagi dalam Muqaddimah UUD 1945 ditegaskan, republik ini merdeka “Atas Berkat Rahmat Allah…” Bahkan, imbuh Habib Rizieq, dalam batang tubuh UUD 45 pasal 29 ayat 1 dipertegas lagi, ”Negara berdasar Atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Jadi, kata Habib Rizieq, sungguh sangat sah jika Indonesia berada dalam NKRI Bersyariah -Negara Kesatuan yang melaksanakan dan menegakkan syariat Islam. Negara yang berlandaskan Islam, menjalankan syariat Islam, setidaknya bagi para pemeluknya- dan bukan Negara Pancasila, apalagi Negara Demokrasi.

Mursi Bantu Korban Tsunami Aceh dengan Dana, SBY ''Bantu'' Mesir dengan Twitter

Minggu, 18/08/2013 12:57:57 | syaiful falah | Dibaca : 1600


Fajar Nurrokhmat
Aktivis Sosial

Tampaknya saya tidak perlu kembali mengulang memori bahwa Muhammad Mursi pernah datang ke Aceh pasca gelombang tsunami menerjang bumi Serambi Mekkah, Desember 2004 Silam. Foto Mursi bersama para tokoh Aceh beredar di mana-mana. Senyumnya menyiratkan ada kepeduliaan tinggi dan ketulusan hati atas penderitaan muslim meski Aceh jauh terletak dari negeri Nabi Musa itu.

Kenangan Mursi berdiri di belakang bangunan Aceh yang porak poranda menguatkan hati kita bahwa bangsa Aceh -bahkan Indonesia- tidaklah sendiri. Muhammad Mursi datang ke Aceh dalam rangka kunjungan kemanusiaanya pada proses recovery Aceh pasca tsunami. Bekerja sama dengan relawan Indonesia, beliau langsung menuju lokasi yang porak poranda diterjang Tsunami. Nampak pula sejumlah tokoh mendampingi seperti anggota DPR.

Sungguh kepedulian Mursi terhadap saudara semuslimnya patut menjadi acungan jempol. Saya tidak tahu harus bicara apa atas rasa sayangnya kepada bangsa Indonesia. Saya tidak bisa bicara karena saya sungguh malu memiliki Presiden di Indonesia yang hanya bisa diam seribu bahasa. Bukankah SBY sudah keluarkan ‘kata sakti’ berupa keprihatinan terhadap situasi Mesir? Tidak, bukan. Itu bukanlah aksi nyata, karena ratusan juta rakyat muslim Indonesia bisa melakukan lebih daripada itu. Mereka berpanas-panasan di jalan dengan fasilitas seadanya, berdiri sepanjang jalan berdoa dan mengirim pesan ke Kairo: "Wahai umat Islam Mesir, kalian tidak sendiri."

Jangankan berusaha mengembalikkan Mursi ke kursi kepresidenannya, bersuara keras mengecam tindakan Jenderal As-Sisi saja tidak. Apa yang bisa kita harapkan dengan pemimpin seperti ini? Yang hanya ‘kreatif’ berkicau twitter tanpa berani langsung berkata lantang di depan muka Adly Mansour, Elbaradei, Obama, dan para gerombolan liberal dan sekuler yang telah bersekongkol mengkudeta sang pemimpin. Bahkan telah membunuh ribuan nyawa umat Islam.

Kini, 6000 nyawa demonstran Mursi sudah melayang. Anak-anak dan balita menjadi korban. Tidak ada kata yang pantas kita keluarkan selain nurani telah mati dan terkubur di bumi piramida. Saya hanya bisa meminta maaf kepada Mursi. Maaf Pak Presiden, kami belum bisa membalas budi baikmu (saya masih menganggap Mursi sebagai Presiden). Tapi, kami jutaan Muslim Indonesia bersamamu, meski presiden kami hanya bisa berkicau lewat barisan twitter. Doakan, agar kami bisa membalas budi baikmu. (islampos)

Jumat, 16 Agustus 2013

Surat Cinta dari Mesir

Kamis, 15/08/2013 17:32:56 | syaiful falah | Dibaca : 1242
Rizki Lesus
Wartawan, pegiat Jejak Islam untuk Bangsa




Akhir-akhir ini, banyak pembahasan Mesir di jagad FB juga Twitter. Hal ini mungkin karena ada akar sejarah sangat kuat antara Mesir dan Indonesia. Teringat kisah utusan Indonesia -yang saat itu belum dikenal dan belum diakui internasional- yang ditanya “Are you Moslem?” ketika tiba di Mesir tahun 1947. Dengan serempak mereka menjawab “Yes”.

Lalu petugas berkumis Bandara itu bilang “Well, then, Ahlan Wa Sahlan, Welcome!” dan H. Agus Salim, AR Baswedan, Mr Nazir & Prof Rasjidi lewat begitu saja tanpa diperiksa petugas bersiap menghadap perdana menteri Mesir, dan Raja Farouq. Dengan pakaian sederhana. 3 bulan lamanya mereka bernegosiasi, menjelaskan tentang Indonesia ke wartawan-wartawan, mencari dukungan, dan lain-lain.

Nama Indonesia sayup-sayup muncul menghiasi media di Mesir. Hingga pada suatu malam mereka bertemu Raja Farouq dan raja berkata “Karena persaudaraan Islam-lah, terutama, kami membantu dan mendorong Liga Arab untuk mengakui kedaulatan Bangsa Indonesia.”

Tanggal 10 Juni 1947, jam 9.00 para delegasi RI tiba di ruang Kemenlu Mesir, sekaligus PM Mesir Nokrashi Pasha. Namun mereka menunggu sekitar setengah jam, dan tiba – tiba keluar seorang -duta Besar Belanda- dari ruang PM Mesir. Belanda memprotes Mesir karena akan mendukung Indonesia.

Dengan tegas, PM Mesir bilang “Menyesal sekali kami menolak Tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat, dan sebagai negara yang berdasarkan Islam, tidak bisa membiarkan perjuangan bangsa Indonesia yang beragama Islam.”

Detik-detik itu digambarkan oleh AR Baswedan sangat mengharukan – kisah lengkapnya jika tidak berhalangan akan ditulis kemudian- tak terlukiskan dengan kalimat. “Lega dan syukur kepada Allah, karena Republik Indonesia pada akhirnya mendapat pengakuan De Jure dalam dunia Internasional,” katanya.

Bulir-bulir bening air mata membasahi pipi para delegasi. Bergetar tangan H. Agus Salim menandatangani perjanjian persahabatan antara RI dan Mesir 10 Juni itu. Kairo menjadi saksi, bahwa di sanalah, tonggak RI dikenal, bahkan suaranya mulai didengar.

29 Juni, Libanon mengakui kedaulatan RI, satu per satu pengakuan berdatangan. Pupus harapan Belanda yang menandatangani perjanjian Linggarjati pada Maret 1947, bahwa nanti akan membentuk Indonesia Serikat, akan dikuasai Belanda. Pengakuan Mesir telah menghancurkan harapan tersebut. Tak lama, Juli 1947 Belanda melancarkan Agresi pertama. Dengan dukungan Internasional, RI saat itu bisa bersuara di PBB, hingga diinisiasi perundingan Renville – oleh PBB- yang akhirnya dilanggar Belanda sendiri pada Agresi Militer Belanda II.

Kini, Mesir kembali bergejolak. Ikatan batin itu mungkin terasa samar-samar. Kalau awal tahun 1947, Abdul Mun’im (diplomat Mesir) datang bertaruh nyawa -menyelinap- menembus blokade Belanda, menyewa pesawat dari Singapura ke Yogyakarta bertemu Soekaeno, Sri Sultan, untuk shalat Jumat.

Bersama. Meminta Soekarno agar mendatangkan utusan ke Mesir -hingga 4 orang datang-. Mungkin saat ini, ketika Mesir bergejolak, hanya doa yang terucap, yang bisa kita lakukan. Surat yang dibawa AR Baswedan, penandatangan pengakuan kedaulatan, yang sendirian ia bawa kembali ke Indonesia bertaruh nyawa, Surat Cinta ini melebur hingga RI dapat tegak, tempat kita berdiri sekarang.

JK Serukan Shalat Ghaib Doakan Umat Islam di Mesir

Jakarta (SI Online) - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla (JK) prihatin dengan kondisi yang terjadi di Mesir saat ini. JK meminta umat Islam di Indonesia turut mendoakan para demonstran yang menjadi korban dengan menggelar shalat ghaib.

"Meminta seluruh masjid dan mushalla di Indonesia pada hari Jumat (16/8/2013) untuk menggelar shalat gaib dan mendoakan para korban dalam aksi unjuk rasa di Mesir," kata JK dalam siaran pers seperti dikutip detik.com, Kamis (15/8/2013).

Mantan Wakil Presiden RI ini berharap mahasiswa Indonesia tak ada yang menjadi korban. Dia meminta umat Islam juga berdoa untuk keselamatan WNI di negara firaun itu.

"Meminta agar seluruh masjid mendoakan keselamatan pelajar dan warga Indonesia yang menetap di Mesir," ujarnya.

Dalam berita Suara Islam Online sebelumnya, aksi bengis Militer Mesir selama delapan jam membantai pendukung Presiden Muhammad Mursi mengakibatkan jumlah tewas mencapai 4500 orang. Data jumlah korban meninggal itu terkonfirmasi sampai Kamis siang (15/8/2013) pukul 13.00 WIB. Data jumlah korban meninggal itu disampaikan Juru Bicara Ikhwanul Muslimin (IM), Gehad El-Haddad.

"Jumlah total korban yang meninggal mencapai lebih dari 4.500 sampai sekarang. Hingga saat ini masih dilakukan penghitungan & identifikasi terus menerus yang berlangsung di 3 masjid, 3 rumah sakit, dan 2 rumah jenazah," kata Gehad El-Haddad.

Keprihatinan FPI Terhadap Pertikaian Antarumat Islam


KEPRIHATINAN FPI terhadap pertikaian antar umat Islam di Mesir, Syria, Iraq, Sudan, Somalia, Pakistan, Afghanistan, hingga Indonesia..

Kekuasaan penuh godaan. Politik penuh intrik. Fanatik terhadap organisasi, golongan, kelompok, suku, partai dan madzhab LEBIH BESAR daripada terhadap agama. Hasad, iri dan dengki jadi murah meriah, siapa pun mudah membelinya, bahkan GRATIS.

Permusuhan dan perpecahan menjadi SUBUR, tanpa ditanam tumbuh sendiri. Sedang cinta dan kasih sayang dalam beragama jadi MAHAL, bahkan terlalu mahal sehingga tidak terjangkau. Persaudaraan dan persatuan umat Islam jadi KERING KERONTANG. Ada pun umat di bawah bagai daun kering, yang mudah dikumpulkan sulit diikat, jika terkena angin langsung berisik, jika terkena api langsung terbakar.

Akhirnya, semangat juang memerangi musuh kafir harbi MELEMAH, sebaliknya semangat memerangi saudara muslim sendiri MENGUAT dengan DALIH saudara muslim yang dibencinya lebih berbahaya daripada ZIONIS INTERNASIONALIS dan SALIBIS MISIONARIS. Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi Rooji'uun.

Kini saatnya, kita EVALUASI dan INTROSPEKSI Ibadah kita kepada Allah SWT, Cinta kita kepada Islam, persaudaraan kita sesama muslim, persatuan kita sesama gerakan Islam, Manhaj Da'wah kita kepada umat, serta kesabaran dan ketegaran kita dalam berjuang.

Semoga Allah SWT menyatukan hati kita dalam Iman dan Taqwa. Aamiiin.


Al-Faqir Rizieq Syihab