oleh Ustadz Ihsan Tanjung
Ketika fitnah Al-Masih Ad-Dajjal
keluar ke tengah ummat manusia di Akhir Zaman ia akan membawa surga
dan nerakanya sendiri. Surganya adalah neraka sedangkan nerakanya adalah
surga. Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم memberitahu kita agar selamat
menghadapi neraka Ad-Dajjal, maka seorang muslim mesti menghafal dan
membaca sepuluh ayat pertama surah Al-Kahfi.
وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنَّ مَعَهُ جَنَّةً وَنَارًا فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ
فَمَنْ ابْتُلِيَ بِنَارِهِ فَلْيَسْتَغِثْ بِاللَّهِ وَلْيَقْرَأْ فَوَاتِحَ الْكَهْفِ
“Di
antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan
neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah
neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan nerakanya, hendaklah ia
berlindung kepada Allah dan hendaklah ia membaca ayat-ayat di awal surah
Al Kahfi. (HR Ibnu Majah – Shahih)
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
Nabi
صلى الله عليه و سلم bersabda: "Barangsiapa menghafal sepuluh ayat dari
awal surat Al-Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan)
Ad-Dajjal." (HR Muslim – Shahih)
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم berpesan “Di
antara fitnah-fitnah (Ad-Dajjal) adalah, bahwa bersamanya ada surga dan
neraka. Padahal sesungguhnya nerakanya adalah surga dan surganya adalah
neraka.” Berarti Ad-Dajjal sanggup membolak-balik realita. Apa
yang sesungguhnya bakal mengantarkan seseorang menuju neraka malah
terlihat seperti surga. Sedangkan apa-apa yang bisa mengantarkan
seseorang ke surga malah dibuat seperti neraka. Apa yang benar dibuat
terlihat salah. Apa yang salah dibuat menjadi seperti benar.
Jangankan
sesudah Dajjal keluar ke tengah-tengah manusia, sedangkan saat sekarang
saja dimana Dajjal belum keluar sudah banyak manusia yang berhasil
tertipu melihat realitas. Benar-benar terasa bahwa dunia modern dikelola
oleh para pendukung dan penyambut Dajjal. Mereka berusaha membangun
opini umum yang terbalik-balik. Dunia modern telah membentuk diri
menjadi sebuah Sistem Dajjal menanti dan menyambut keluarnya Dajjal
untuk segera dinobatkan menjadi pemimpin globalnya. Inilah hakikat the New World Order (Tatanan Dunia Baru) alias Novus Ordo Seclorum. Ia merupakan sebuah Sistem Dajjal..!
Mereka
berusaha memperlihatkan bagaimana para selebritis yang gemar bermaksiat
menjadi figur-figur idaman yang dielu-elukan oleh masyarakat. Berbagai
tayangan di televisi dan media lainnya berlomba menggosipkan kehidupan
pribadi para artis dan selebritis sehingga mereka dikagumi. Padahal apa
yang diberitakan tentang mereka pada hakikatnya adalah kehidupan yang
sungguh tidak bernilai bahkan penuh kerusakan moral dan perilaku. Tidak
ada nilai keteladanan yang bisa dibanggakan dari kehidupan para
selebritis ahli maksiat itu. Kehidupan diwarnai gonta-ganti pacar.
Kawin-cerai lalu kawin-cerai lagi. Berpakaian mengumbar aurat ke sana
kemari. Keterlibatan mengkonsumsi narkoba. Kehidupan malam dunia
gemerlap. Tetapi semua itu diopinikan sebagai kehidupan modern yang
keren dan penuh kebahagiaan.
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم bersabda:
يُوشِكُ أَنْ يَغْلِبَ عَلَى الدُّنْيَا لُكَعُ بْنُ لُكَعٍ
“Hampir saja orang hina putra orang hina mengalahkan dunia.” (HR Ahmad – Shahih)
Hadits di atas menerangkan bahwa sudah dekat waktunya dimana yang meraih kesuksesan di dunia adalah orang hina putra orang hina. Itulah
mereka para selebritis dan para artis yang diopinikan oleh media-massa
dunia modern sebagai orang-orang yang bergelimang dengan kesenangan dan
kemewahan dunia.
Mereka
berusaha menyebarluaskan nilai-nilai LG (lesbian dan gay) ke tengah
masyarakat luas. Nilai-nilai sexual menyimpang tersebut digambarkan
sebagai perkara biasa dan lumrah. Malah mereka membangun opini di tengah
masyarakat luas bahwa menjadi lesbi atau gay adalah sebuah pilihan
hidup yang sah-sah saja. Alasan mereka adalah HAM (hak asasi manusia).
Hendaknya setiap orang diberikan kebebasan untuk mencintai siapa saja
dan jenis kelamin apa saja yang dia sukai. Jika seorang lelaki menyukai
lawan jenisnya yaitu perempuan, maka seorang lelaki hendaknya
diperbolehkan juga menyukai sesama lelaki dan bahkan menikahinya.
Demikian pula seorang perempuan. Bila perempuan suka dengan dengan lawan
jenisnya yaitu lelaki, maka hendaknya ia dimaklumi dan diberi kebebasan
juga untuk menyukai sesama jenis kelamin perempuan bahkan menikahinya.
Padahal Islam memberikan ketentuan yang sangat tegas dalam persoalan ini. Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda:
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ
“Rasulullah
صلى الله عليه و سلم bersabda: "Siapa yang kalian dapati sedang
melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah; pelaku dan objeknya." (HR
Abu Dawud – Shahih)
Mereka
berusaha menggambarkan bahwa suatu transaksi yang melibatkan praktek
riba adalah hal biasa. Bahkan itulah salah satu bentuk normal
berjual-beli. Sehingga banyak orang memandang ringan menerima atau
memberi bunga di dalam suatu transaksi. Padahal jelas-tegas Allah سبحانه
و تعالى berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ
مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS
Al-Baqarah 275)
Mereka
ingin menggambarkan bahwa mengikuti suara rakyat sama dengan mengikuti
suara Tuhan. Padahal sudah jelas sangat berbeda antara tunduk dan
mengakui kedaulatan rakyat dengan tunduk dan mengakui kedaulatan Allah
سبحانه و تعالى ...! Bila tunduk dan mengakui kedaulatan rakyat maka
berakibat harus siap mentaati hukum dan aturan produk manusia. Sedangkan
tunduk dan mengakui kedaulatan Allah سبحانه و تعالى berakibat hanya
mau mentaati hukum dan aturan Allah سبحانه و تعالى semata dan menolak
untuk mentaati hukum produk manusia. Sehingga Allah سبحانه و تعالى
berfirman:
وَأَنِ
احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ
بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ
حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“...
dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah (yaitu hukum Allah), dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan
Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka.
Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS
Al-Maidah 49-50)
Semua
contoh kasus di atas merupakan realitas yang dibolak-balik oleh para
pengelola dan pendukung Tatanan Dunia Baru alias Sistem Dajjal. Mereka
kemudian berusaha meyakinkan bahwa inilah surga yang mereka tawarkan
kepada manusia. Menjadi artis dan selebritis yang hidupnya bergelimang
maksiat. Menjadi lesbi atau gay yang merdeka sepenuhnya untuk mencintai
dan berhubungan sex dengan sesama jenis kelamin. Menikmati riba sebagai
jalan pintas untuk sukses dalam bidang keuangan, bisnis dan ekonomi.
Menjadi seorang penganjur bahkan pejuang demokrasi yang dengan ringannya
mencampakkan keadilan hukum Allah سبحانه و تعالى seraya berkhayal akan
hadirnya keadilan hukum (jahiliyah) produk manusia..!
Semua
itu merupakan surga dunia yang mereka tawarkan kepada umat manusia.
Surga dunia yang bila diikuti berarti memastikan diri bakal masuk ke
dalam neraka akhirat..! Jika kita tinggalkan itu semua justeru berarti
kita memilih surga akhirat walau terasa seolah memasuki neraka dunia.
Hidup bebas maksiat, menikah secara normal, bebas riba dan hanya
menjunjung tinggi kedaualatan Allah سبحانه و تعالى bukan selainnya, maka
itu semua justeru memastikan seseorang sedang menempuh perjalanan
menuju surga akhirat, yaitu surga Allah سبحانه و تعالى dan meninggalkan
surga Dajjal dan Sistem Dajjal. Itulah jalan untuk memastikan bebasnya
seseorang dari neraka Allah سبحانه و تعالى walau harus kehilangan
peluang menikmati surga Dajjal, bahkan harus bersabar di dalam neraka
Dajjal.
Pilihan
ada pada setiap individu. Silahkan anda pilih, tidak ada paksaan di
dalam beragama. Sungguh telah jelas jalan yang lurus dari jalan yang
bengkok. Masing-masing orang harus berdiri sendiri-sendiri di hadapan
Allah سبحانه و تعالى di Hari Pengadilan kelak mempertanggungjawabkan
pilihan hidupnya sewaktu di dunia.
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
“Dan
katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir.” (QS Al-Kahfi 29)