Oleh Ustad Ihsan Tanjung
Hidup
di era penuh fitnah yang kita jalani dewasa ini menuntut kewaspadaan
dan antisipasi menghadapi puncak fitnah, yaitu keluarnya Al-Masih
Ad-Dajjal. Semua Nabi utusan Allah memperingatkan kaumnya masing-masing
akan munculnya fitnah paling dahsyat sepanjang zaman. Tetapi hanya Nabi
Akhir Zaman, yakni Muhammad صلى الله عليه و سلم yang memberikan gambaran
paling rinci mengenai Ad-Dajjal. Hal ini wajar karena ummatnya-lah yang
akan Allah taqdirkan berhadapan langsung dengan puncak fitnah tersebut.
إِنَّهُ
لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ
آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ
نَبِيًّا إِلَّا حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ
الْأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ الْأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لَا
مَحَالَةَ
"Rasulullah
صلى الله عليه و سلم pernah berkhutbah: Sungguh, semenjak Allah
menciptakan anak cucu Adam, tidak ada fitnah yang lebih dahsyat dari
fitnah Ad-Dajjal, dan tidak ada satu Nabi pun yang diutus oleh Allah
melainkan memperingatkan umatnya mengenai fitnah Ad-Dajjal. Sedangkan
Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah
kalian. (IBNUMAJAH - 4067) Shahih
Dan
telah terbukti bahwa sejak manusia dihadirkan ke muka bumi hingga hari
ini Ad-Dajjal belum keluar. Tetapi Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم
menegaskan bahwa kita sebagai ummat terakhir alias ummat Akhir Zaman
pasti akan berhadapan langsung dengan Ad-Dajjal. Nabi bersabda: “Sedangkan
Aku adalah Nabi yang terakhir dan kamu juga ummat yang terakhir, maka
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Ad-Dajjal akan keluar di tengah-tengah
kalian.”
Dalam
hadits lainnya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjelaskan bahwa
ummat terakhir ini akan mengalami lima babak perjalanan sejarahnya. Dan
ternyata kita yang hidup di era modern dewasa ini sedang berada di babak
keempat dari lima babak perjalanan sejarah tersebut. Selama babak
pertama, kedua maupun ketiga Ad-Dajjal belum Allah taqdirkan keluar ke
tengah-tengah ummat manusia untuk menebar fitnah dahsyatnya. Sementara
itu, di babak keempat yang masih berlangsung ini, ummat Islam meraskan
sangat banyaknya fitnah yang kian menyebar dan kian memuncak.
Bayangkan...! Selama tigabelas abad perjalanan ummat Islam dunia merasakan rahmat dienullah
Al-Islam sebagai aturan yang diterapkan oleh para pemimpin Islam, baik
di babak pertama, kedua maupun ketiga. Kita tidak menutup mata adanya
pasang-surut kebaikan dan keburukan sosok-sosok pemimpin Islam di
masa-masa itu, terutama selama babak ketiga yaitu babak kepemimpinan Mulkan ‘Aadhdhon
(raja-raja yang menggigit). Tetapi secara umum kebaikan ajaran Islam
masih dinikmati masyarakat luas karena para pemimpin di masa itu masih
berusaha memenuhi kriteria dirinya sebagai ulil amri minkum (para pemimpin di antara orang-orang beriman) sebab mereka masih memenuhi keharusan yang Allah sebutkan:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS An-Nisa 59)
Baik itu babak kenabian, babak khilafah ‘ala minhaj an-Nubuwwah (khulafa ar-rasyidin) maupun babak mulkan ‘aadhdhon, para pemimpin Islam masih berusaha untuk setia memenuhi kriteria “... jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya)...” Berbagai
persoalan kehidupan bermasyarakat dan bernegara diselesaikan
berdasarkan dan merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kehidupan
bermasyarakat dan bernegara dilandasi oleh dienullah Al-Islam.
Namun
begitu memasuki babak keempat, yang ditandai dengan runtuhnya secara
formal tatanan bermasyarakat dan bernegara berlandaskan Islam (baca:
al-khilafah al-Islamiyyah), maka Allah taqdirkan terjadinya perpindahan
kepemimpinan dunia dari tangan para pemimpin Islam kepada masyarakat di
luar ummat Islam. Allah menguji ummat Islam dengan diserahkannya
kepemimpinan dunia kepada kaum kafir barat, Eropa kemudian Amerika, yang
tidak lain adalah kaum yahudi dan nasrani. Akhirnya dunia tidak lagi
menikmati rahmat diterapkannya dienullah Al-Islam. Dunia mulai mengalami
ketidakjelasan tuntunan, arah dan tujuan. Dunia tidak di-manage oleh
para pemimpin yang memberlakukan Islam sebagai solusi menghadapi
berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Kaum yahudi dan nasrani jelas
tidak menjadikan hidayah/petunjuk Allah sebagai tuntunan di dalam
memimpin dunia modern. Bagaimana mereka dapat menuntun ummat manusia ke
jalan yang benar jika mereka sendiri tersesat?
Sejak
limabelas abad yang lalu Nabi صلى الله عليه و سلم telah memprediksi
bahwa Allah bakal taqdirkan kaum Yahudi dan Nasrani memegang
kepemimpinan global dunia sehingga sebagian ummat Islam bakal mengekor
kepada mereka dalam segenap aspek kehidupan sampai masuk ke lubang biawak alias kebinasaan..!
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
"Sungguh,
kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian
sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekalipun
mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian pasti akan mengikuti
mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaum Yahudi
dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR Muslim) Shahih
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menyebut babak keempat perjalanan sejarah ummat Islam sebagai babak kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan
(para raja/penguasa yang memaksakan kehendaknya). Dan kita saat ini
jelas membukitkan kebenaran prediksi Nabi tersebut..! Para pemimpin
dunia modern –baik skala lokal apalagi global- memimpin manusia
berlandaskan kehendaknya sendiri, bukan kehendak Allah dan Rasul-Nya.
Ada yang memaksakan kehendaknya secara individual (para diktator) dan
ada juga yang memaksakan kehendaknya secara kolektif (kerjasama badan
eksekutif, legislatif dan yudikatif). Bagaimanapun bentuknya, semua
tidak memimpin berdasarkan kehendak/petunjuk Allah dan Rasul-Nya..! Inilah babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam..! Pantas
bilamana ummat Islam yang faham dan cinta Islam sangat merasakan
keprihatinan yang begitu mendalam hidup di era penuh fitnah ini.
تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّا فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ
“Babak(1)kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang babak (2)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian, selama beberapa masa hingga Allah mengangkatnya, kemudian datang babak (3)Raja-raja yang Menggigit selama beberapa masa, selanjutnya datang babak (4) Para penguasa yang memaksakan kehendak (diktator) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah, setelah itu akan terulang kembali babak (5)Kekhalifahan mengikuti pola (Manhaj) Kenabian. Kemudian Rasul صلى الله عليه و سلم terdiam.” (HR Ahmad Shahih)
Mengingat
bahwa ini merupakan babak paling kelam dalam sejarah ummat Islam, maka
sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri menghadapi keluarnya puncak
fitnah di babak ini. Sungguh kita patut menduga bahwa keluarnya
Ad-Dajjal untuk menebar fitnah bakal berlangsung di babak keempat ini,
babak dimana kita sedang hidup dewasa ini..!
Dan
tahukah kita apa yang akan dinyatakan oleh Ad-Dajjal saat ia keluar ke
tengah ummat manusia? Fitnah besar apakah yang akan ditampilkan olehnya?
Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menjelaskan dalam hadits berikut:
يَا عِبَادَ اللَّهِ فَاثْبُتُوا فَإِنِّي سَأَصِفُهُ لَكُمْ صِفَةً لَمْ يَصِفْهَا
إِيَّاهُ نَبِيٌّ قَبْلِي يَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ وَلَا تَرَوْنَ رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا
“Wahai
hamba Allah, wahai para manusia, teguhkanlah diri kalian, karena aku
akan menerangkan sifat-sifatnya (Ad-Dajjal) yang belum pernah
diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelumku. Ia (Ad-Dajjal) akan
berkata: 'Aku adalah Rabb kalian.' Sedangkan kalian tidak akan bisa
melihat Allah kecuali setelah kalian meninggal.” (IBNUMAJAH -
4067)Shahih
Inilah
fitnah besar yang akan terjadi saat Ad-Dajjal keluar. Ia akan mengaku
dirinya sebagai Rabb...! Persis sebagaimana dahulu kala Fir’aun
meng-claim dirinya sebagai Rabb di hadapan masyarakat Mesir yang
dipimpinnya.
فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى
“Maka
dia (Fir’aun) mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru
memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: "Akulah Rabb-mu yang paling
tinggi". (QS An-Naazi’at 23-24)
Keluarnya
fitnah Al-Masih Ad-Dajjal menjadi seperti pengulangan sejarah Fir’aun.
Sungguh Ad-Dajjal dan Fir’aun memang memiliki kesamaan yaitu dalam hal
kedua-duanya sama-sama merupakan penguasa zalim alias thaghut.
Bahkan semua thaghut sepanjang zaman pada hakikatnya memiliki
kesombongan yang mirip antara satu sama lainnya. Hanya saja ada yang
sampai ke derajat mengaku secara terbuka bahwa dirinya adalah Rabb
tandingan Allah dan ada yang tidak menyatakannya secara lisan, tetapi
sikap dan perilakunya kurang lebih sama, yaitu bertingkah seolah dirinya
merupakan tandingan bagi Allah. Thaghut menuntut masyarakat untuk
mentaati dirinya sebagaimana manusia semestinya mentaati Allah. Thaghut
menuntut dirinya dicintai sebagaimana manusia semestinya mencintai
Allah. Tetapi claim diri sebagai Rabb yang bakal dilakukan oleh puncak
thaghut –yakni Ad-Dajjal- akan sangat berbeda dari yang pernah dilakukan
oleh thaghut manapun sepanjang zaman. Mengapa? Karena Ad-Dajjal tidak
saja bermodalkan kesombongan dan kekuasaan, tetapi ia bakal diizinkan
Allah menampilkan sihir tingkat tinggi untuk meyakinkan manusia bahwa
dirinya memang benar-benar Rabb tandingan Allah سبحانه و تعالى ..!!
(BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar