Pertanyaan:
assalamualaikum, pak saya mau tanya tentang pasukan elit dari islam. karena pada suatu hari saya debat sama teman saya yang kebetulan beragama nasrani. dia bilang bahwa dalam nasrani itu ada pasukan elit nya yang menggemparkan dunia yaitu knight templar, ordo naga, the hospitaler dan knight of johaniter (maaf jika saya salah tulis nama) dan dia tanya apa di islam ada pasukan elit juga, saya jawab dengan mantap ada, yaitu hassasin dan janisari tapi teman saya membantah bahwa hasasin itu bukan pasukan elit muslim tapi kaum pembunuh bayaran dari alamut yg mengisap ganja dan untuk janisari dia bilang juga bahwa itu bukan asli muslim tapi kaum kristen eropa yg ditawan trus dijadikan tentara paling depan dan mereka semua orang kebiri. nah lo? saya jadi minder nih. pertanyaan saya adalah (1) apakah kaum muslimin mulai zaman rasul sampai khalifa usmani gak punya pasukan elit yg menggetarkan. (2) benarkah seluruh argumen teman saya itu pak bahwa mereka punya lah kita gak punya? mohon jawabannya pak biar saya gak minder!
keprexJawaban:
Wa’alaykumusalam warahmatullahi wabarakatuh
Sejarah mengenal Templar, Dragon, dan Johaniter
bukanlah pasukan elit Kristen. Mereka itu lebih tepat disebut menyempal
ke Kristen untuk memuluskan agenda mereka sendiri. Mereka menganggap
John the Baptis sebagai Kristus, bukan Yesus. Mereka juga menganggap
kekristenan itu terlalu ‘muda’, sedangkan mereka sudah ada sebelum
kekristenan lahir. Sejarah mengenal Templar sebagai pasukan elit salib
pada Perang Salib, mengalahkan Hospitaler yang lebih khusus bertugas
merawat prajurit yang terluka di medan peperangan (namanya saja
‘Hospital’er). Namun Templar yang dielu-elukan dunia Kristen ternyata
tidak sehebat namanya, karena Templar berhasil dihancurkan oleh pasukan
Islam yang dipimpin Salahuddin Al-Ayyubi pada Palagan Hattin di tahun
1187. Bahkan relik kayu salib suci yang diyakini merupakan tiang salib
Yesus berhasil dihancurkan oleh pasukan Islam ini sehingga tidak lagi
menjadikan manusia musyrik.
Setelah kalah dalam Palagan Hattin, Templar ini
terusir dari Yerusalem dan kembali ke Eropa. Bahkan Gereja pada 13
Oktober 1307, mengumumkan perang terhadap Templar ini. Jadi, Templar dan
juga konco-konconya, bukanlah pasukan elit Kristen dan tidaklah hebat-hebat amat.
Soal pasukan elit Islam, Hasyasyin atau Assasin
juga bukan pasukan Islam. Karena Assasin menghalalkan semua yang
diharamkan oleh Islam, seperti menzinahi semua perempuan termasuk adik
dan ibunya sendiri. Sejarawan Carole Hillenbrand yang non-Muslim saja
dalam “Crusade” bahkan menyatakan jika Assasin ini telah bekerjasama
dengan Templar dalam menjajah Yerusalem dalam Perang Salib pertama
(1099). Assasin pula yang pernah mengancam akan membunuh panglima
pasukan Islam, Shalahuddin al Ayyubi, namun tidak pernah dilaksanakan.
Janisari pun bukan pasukan Islam.
Assasin merupakan pasukan Syiah Ismailiyah, bukan
pasukan Islam. Sebagaimana Hizbullah sekarang ini. Umat Islam sekarang
ini harus ekstra berhati-hari terhadap berita-berita yang
mengagung-agungkan Hizbullah dan juga Iran, karena mereka bukanlah
pembela Islam, melainkan pembela Syiah, satu akidah yang berbeda sekali
dengan Islam. Syiah lahir dari rahim seorang Yahudi bernama Abdullah bin
Saba’, seorang Yahudi dari Yaman. Sama seperti kekristenan baru yang
lahir dari Paulus, Yahudi dari Tarsus. Perang antara Zionis-Israel
melawan Hizbullah di tahun 2006 bukanlah perang antara Islam melawan
Zionis-Israel, melainkan perang antara Zionis-Israel melawan
keashobiyahan Syiah. Dan dalam pembantaian yang dilakukan Zionis-Israel
atas Muslim Gaza, Hizbullah dan Iran pun tidak membantu. Padahal katanya
meereka punya misil yang bisa menjangkau Tel Aviv, mengapa mereka tidak
mengiirmkannya jika benar-benar Islam. Ini sama saja dengan sikap para
pemimpin Saudi dan Mesir yang malah bersekutu dengan Zionis-Israel dan
merestui pembunuhan atas Muslim Gaza.
Pasukan Islam di zaman Rasulullah SAW dan para
sahabatnya merupakan pasukan yang sangat ditakuti oleh seluruh tentara
dunia. Dalam waktu singkat mereka bahkan sudah membebaskan banyak
wilayah di dunia dan sampai di gerbang kota Wina, Swiss. Namun
konspirasi Yahudi Laknatullah dengan gerakan Zionisnya berhasil
meruntuhkan kekhalifahan Turki Utsmaniah. Salah satu yang ikut mendorong
keruntuhan Turki Ustmaniyah ini adalah Abdullah Bin Wahab dengan
gerakan Wahabbinya. Sebab itu, sampai sekarang Islam-nya para pemimpin
Arab Saudi adalah Islam yang sekadar legal-formal seperti memanjangkan
janggut, pakai jubah, dan sebagainya. Padahal mereka sangat dekat dengan
Yahudi, bahkan Pangeran Bandar merupakan sahabat dekat panglima teroris
dunia bernama George Walker Bush. Mereka ini juga mempersilakan
perusahaan-perusahaan sekutu Zionis untuk mendirikan toko di Mekkah dan
turut mengkampanyekannya dengan mengeluarkan slogan ‘Berbelanja di
Mekkah merupakan ibadah’. Kelakuan ini sama saja dengan “menghalalkan”
uang haram dalam bisnis politik dengan menyebutnya sebagai ‘Mahar
politik”. Naudzubillah min dzalik.
Sekarang, pasukan Islam praktis tidak ada. Tentara
Saudi sendiri dilatih dan mempunyai instruktur orang-orang Yahudi yang
menjadi instruktur tentara AS. Kita memang harus bersedih dan kembali
menegakkan Islam yang benar, bukan malah menjual Islam kepada
musuh-musuh-Nya dengan harga murah. Bukan pula menjadi umat Islam yang
lebih mengutamakan memanjangkan jenggot ketimbang memanjangkan otak.
Dan adalah pasukan elit Kristen? Ini juga tidak
ada. Karena kekristenan sendiri sekarang ini sebenarnya sudah jauh dari
nilai-nilai yang dibawa oleh Yesus atau Nabi Isa a.s. Yang ada sekarang
ini adalah tentara Zionis-Yahudi. Tentara inilah yang menjajah dunia
sekarang, bukan yang lain. Mereka mengubah ajaran asli Nabi Isa a.s. dan
juga mengecoh serta menipu sebagian umat Muslimin. Wallahu’alam bishawab.
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi