Banyak sekali Musibah di negara kita ini,, yang tidak terhitung jumlahnya,, apakah ini teguran ataukah azab dari Allah SWT, Walllahu alam, hanya Allah SWT yang
tahu.
Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat? Berikut ini adalah sebagian dari banyaknya akibat yang akan diperoleh akibat melakukan perbuatan maksiat. Karena itu, renungkahlah, wahai orang-orang yang berakal!
Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat? Berikut ini adalah sebagian dari banyaknya akibat yang akan diperoleh akibat melakukan perbuatan maksiat. Karena itu, renungkahlah, wahai orang-orang yang berakal!
1. Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafi’e yang luarbiasa, beliau (Imam Malik) berkata, “Aku melihat Allah telah menyiratkan cahaya di dalam hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat”.
2. Maksiat mengahalangi Rezeki
Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkannya berarti
menimbulkan kefakiran. “Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang
diperbuatnya”. (HR Ahmad)
3. Maksiat Menimbulkan Jarak dengan Allah
3. Maksiat Menimbulkan Jarak dengan Allah
Diriwayatkan ada seorang lelaki yang mengeluh kepada seorang arif tentang
kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, “Jika kegersangan hatimu akibat
dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada
perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa di atas dosa”.
4. Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain dari Golongan Baik
4. Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain dari Golongan Baik
Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik.
Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai
manfaat dari orang yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin
menguat hingga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati
nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada
Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang dan
isteriku”.
5. Maksiat Menyulitkan Urusan
5. Maksiat Menyulitkan Urusan
Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan
menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya.
6. Maksiat dapat Melemahkan Hati dan Badan
6. Maksiat dapat Melemahkan Hati dan Badan
Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat,
maka kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat,
sesungguhnya dia sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya.
Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama. Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan berpuasa!
Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum muslimin pada diri generasi pertama. Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan berpuasa!
7. Terhalang untuk taat
Orang yang melakukan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. Orang yang
berbuat masiat seperti orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit
berkepanjangan. Sakit itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih
baik. Begitulah. Jika kita hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk
berbuat taat.
8. Maksiat Memperpendek umur dan menghapus keberkahan
8. Maksiat Memperpendek umur dan menghapus keberkahan
Ini akibat maksiat yang kedelapan. Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari
masa hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jika hidup itu dihabiskan
untuk ketaatan, ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari
keridhaan-Nya.
Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat.
Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitabyadhush Shalihi Rin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang akan datang.
9. Maksiat menggelapkan hati
Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat.
Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitabyadhush Shalihi Rin dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang akan datang.
9. Maksiat menggelapkan hati
Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap-gulita. Ibnu Abbas RA
berkata, “Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan
cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu
mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati,
kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk”.
10. Maksiat Melemahkan Hati dan Badan
10. Maksiat Melemahkan Hati dan Badan
Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka
kuatlah badannya. Tapi bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat,
sesungguhnya dia sangat lemah jika kekuatan itu sedang dia perlukan, hingga
kekuatan pada dirinya sering menipu dirinya sendiri. Lihatlah bagaimana
kekuatan fizik dan hati kaum muslimin yang telah mengalahkan kekuatan fizik
bangsa Persia dan Romawi.
11. Maksiat Menghalangi Ketaatan
11. Maksiat Menghalangi Ketaatan
Orang yang melakukan dosa dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan.
Seperti selayaknya orang yang satu kali makan tetapi mangalami sakit berkepanjangan
dan menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik.
12. Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain
12. Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain
Seorang ulama salaf berkata bahawa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka
hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan
seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan
cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi
kebiasaan bagi si pelaku.
13. Maksiat Mematikan
Bisikan Hati Nurani
Maksiat dapat melemahkan hati dari kebaikan dan sebaliknya akan menguatkan
kehendak untuk berbuat maksiat yang lain. Maksiat pun dapat memutuskan
keinginan untuk bertaubat.
Iitulah sebagian akibat dari berbuat maksiat. Jadi renungkanlah.
Sumber : imam77.co.cc
Sumber : imam77.co.cc